Setelah mengeluarkan peringatan terhadap stablecoin yang dipatok Baht yang diproduksi oleh perusahaan yang berbasis di Korea Selatan, Thai...
Setelah
mengeluarkan peringatan terhadap stablecoin yang dipatok Baht yang diproduksi
oleh perusahaan yang berbasis di Korea Selatan, Thailand berencana untuk
memperkenalkan serangkaian peraturan untuk stablecoin pada tahun 2021. Bank of
Thailand, atau BoT, meningkatkan permainannya di bagian depan stablecoin.
Minggu ini, lembaga tersebut memperingatkan warga bahwa Thai Baht Digital
(THT), stablecoin yang dipatok baht yang dikeluarkan oleh perusahaan Korea
Selatan Terra, tidak memiliki jaminan atau perlindungan hukum dan melanggar undang-undang
mata uang negara. Menurut laporan yang diterbitkan pada hari Jumat, Asisten
Gubernur bank sentral Siritida Panomwon Na Ayudhya mengatakan dalam
penjelasannya bahwa BoT sedang mempertimbangkan pendapat dari regulator pasar
dan peserta sebelum memperkenalkan langkah-langkahnya.
Rencananya
adalah untuk mengatur stablecoin yang didukung aset dan mata uang asing dan
stablecoin algoritmik, tetapi bukan cryptocurrency terdesentralisasi seperti
Bitcoin (BTC) atau Ether (ETH). Untuk itu, BoT menyatakan investor bisa
menimbang risikonya sendiri, menurut Siritida. Peraturan untuk stablecoin yang
didukung baht dilaporkan akan mengikuti kebijakan yang secara kasar sejalan
dengan tindakan di Singapura, Jepang dan Inggris. Ini termasuk persyaratan
untuk menerima persetujuan resmi dari BoT dan kemungkinan klasifikasinya
sebagai e-money. Klasifikasi tersebut akan membuat mereka tunduk pada
pengawasan bank sentral dalam hal risiko pencucian uang dan penyelesaian. Siritida
menegaskan, BoT memahami kelebihan fintech dan inovasi serta akan terus
memantau teknologi yang sedang berkembang, sekaligus menerapkan kebijakan yang
mendukung perekonomian domestik dan menjaga stabilitas sistemik keuangan. BoT
sementara itu berkolaborasi dengan Otoritas Moneter Hong Kong, Bank Sentral Uni
Emirat Arab dan Institut Mata Uang Digital Bank Rakyat China pada prototipe
mata uang digital bank sentral menggunakan teknologi buku besar terdistribusi.
Dijuluki Jembatan Mata Uang Digital Beberapa Bank Sentral, atau m-CBDC, proyek
ini berupaya untuk meringankan masalah dalam melakukan transfer lintas batas.
(Sumber : http://bit.ly/3c1d4RU)